Rabu, 27 Juni 2012

Museum Di Jakarta

MUSEUM DI JAKARTA 

 
1.  Museum Nasional (Museum Gajah)
Museum Nasional

Dirintis sejak 1778 sebagai museum tertua dan terbesar di Indonesia, telah dua abad Museum Nasional (Museum Gajah) setia melestarikan budaya Indonesia dengan lebih dari 141.000 koleksi dari seluruh nusantara dan negara-negara tetangga. Beragam koleksi menarik dari jaman prasejarah sampai dengan koleksi khasanah budaya beserta sejarahnya bisa kita temukan. Seperti karya seni dan persembahan pande emas dari kerajaan Kutai untuk keluarga raja, berupa kalung emas berhias batu berlian bermotif dua ekor naga yang saling membelit yang mengandung makna kesuburan. Koleksi lainnya adalah keramik, numismatic dan heraldic, arkeologi, geografi, dan etnografi

Alamat         :  Jl. Medan Merdeka Barat No 12, Jakarta Pusat 10110
Telpon          :  (021)3868172, Fax (021)3447778
Jam Buka     :  Selasa – Kamis   :  08:30 – 14:30
                       Jumat                  :  08:30 – 11:30
                       Sabtu                  :  08:30 – 13:30    
                       Minggu                :  08:30 – 14:30
                       Senin & Hari Libur Nasional : Tutup
Harga Tiket  :   Dewasa      Rp. 750
                       Anak-anak  Rp. 250
Perkiraan Waktu Tempuh (mobil pribadi/taksi)
  · 10 menit dari stasiun Gambir
  · 5 menit dari Monumen Nasional

Angkutan umum melalui Museum Nasional : 
  • Busway koridor 1 trayek Kota - Blok M


2.   Museum Sejarah Jakarta
     
Museum Sejarah Jakarta

Museum Sejarah Jakarta atau disebut juga Museum Fatahillah dahulu merupakan gedung balaikota (stadhuis) pertama di Batavia yang dibangun sekitar tahun 1707di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Joan van Hoorn dan selesai tahun 1710 saat pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck. Gedung ini resmi digunakan sebagai museum pada tanggal 30 maret 1974. Koleknya mencapai lebih dari 23.000 buah dengan berbagai koleksi unggulan seperti : Meriam Si Jagur, kisah pendiri Batavia Jan Pieterszoon Coen, ruang dimana Pangeran Diponegoro pernah ditahan, pemisah ruangan bergaya Baroquedari abad ke-18, pedang eksekusi, lukisan Gubernur VOC Hindia Belanda tahun 1602-1942, peralatan masyarakat prasejarah, prasasti, dan berbagai jenis senjata.


Alamat         :   Jl. taman Fatahillah No 1, Jakarta Barat
Telpon          :  (021)6929101, Fax (021)6902387
Jam buka     :   Selasa - Minggu                 :  09:00 -15:00
                       Senin & hari libur nasional   :  Tutup
Harga Tiket  :   Dewasa        Rp. 2.000
                       Mahasiswa   Rp.  1.000
                       Anak-anak   Rp.     600

Angkutan umum melalui Museum Sejarah Jakarta : 
  • Busway koridor 1 trayek Kota -  Blok M
  • Mayasari Bakti 905 trayek Pulogadung - Kota
  • KRL trayek Bogor - Kota. Dari stasiun Kota berjalan 5 menit


3.   Museum Bank Mandiri
     
Museum Bank Mandiri

Museum ini menempati bekas gedung Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) seluas 22.176 m2. Dibangun tahun 1929-1932 hasil rancangan biro arsitek A.P. Smits, C. van de linde & J.J.J. de Bruyn dengan gaya Art Deco KlasikTahun 2005 menjadi aset bank Mandiri dan diperuntukan sebagai bank Mandiri.. Inilah museum perbankan pertama di Indonesia. Suguhan pemandangan dari berbagai koleksi buku besar,mesin hitung, serta berbagai koleksi uang koin, uang kertas kuno, maupun surat-surat berharga tersimpan di ruang- ruang bank yang lengkap dengan perabotan antik ini. Ada beberapa koleksi yang selalu enarik  minat pengunjung diantaranya : hiasan kaca patri yang sangat istimewa, lift yang dibuat dengan kayu jati Rembang kualitas terbaik dengan mesin lift yang dirancang Schinder & Chie Luzern penghasil mesin lift terbesar dan terbaik saat itu, serta buku besar NHM untuk mencatat laporan keuangan sejak tahun 1833-1873.

Alamat        :   Jl. Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Barat 11110
Telp            :   (021)6902000 Fax : (021)5274477
Jam Buka    :   Selasa - Minggu                  :  09:00 - 16:00
                      Senin & hari libur nasional   :  Tutup
Harga Tiket  :  Dewasa    :  Rp. 2.000
                      Nasabah & pemegang kartu Mandiri, mahasiswa, pelajar, & anak-anak : Gratis

Perkiraan Waktu Tempuh (mobil pribadi/taksi) :
  • Di seberang stasiun kereta api Beos
  • Di seberang terminal Bus Stasiun Kota
  • 15 menit dari stasiun Gambir/Monas/Istana Negara
  • 30 menit dari Bandara Soekarno-Hatta

Angkutan umum melalui Museum Nasional : 
  • Busway koridor 1 trayek Kota - Blok M 
 
4.  Museum Tekstil
Jl. K.S. Tubun No 4, Petamburan, Jakarta Pusat

5.  Museum Indonesia
Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur

6.   Museum Asmat


Museum Asmat

Museum ini menyimpan berbagai koleksi dari suku Asmat, Papua. Museum ini terdiri atas tiga bangunan utama dan dua bangunan penghubung yang masing-masing berbentuk segi delapan, diberi kesan rumah panggung.
Ketiga bangunan utama digunakan untuk ruang pameran tetap koleksi museum, sedangkan dua bangunan penghubung sebagian dimanfaatkan untuk ruang pameran tetap dan sebagian lagi untuk ruang administrasi dan ruang pimpinan museum.

Benda-benda pameran berupa benda-benda budaya yang mengandung nilai keperkasaan dan mencerminkan pandangan hidup orang Asmat yang selalu berkait dengan nenek moyang. Ikatan batin dengan nenek moyang itu diwujudkan dalam ukiran perlambang di berbagai benda keseharian. Untuk memudahkan pengunjung memahami kehidupan suku Asmat secara keseluruhan, tata pameran disusun berdasarkan tema.


Bangunan pertama bertemakan Manusia dan Lingkungannya, memamerkan bermacam pakaian adat dan perhiasan, diorama mata pencaharian hidup (menokok sagu), perahu arwah kendaraan roh nenek moyang (wuramon), patung nenek moyang (mbis pole), dan berbagai hiasan perlambang yang menceritakan gejala kehidupan.


Bangunan kedua bertemakan Manusia dan Kebudayaannya, memamerkan peralatan untuk membuat sagu, peralatan berburu, senjata, benda budaya dan upacara, perkusi (tifa), alat musik tiup dari bambu (fu), dan kapak batu (si).


Bangunan ketiga bertemakan Manusia dan Hasil Kreatifitasnya, memamerkan seni kontemporer yang merupakan hasil pengembangan pola-pola rancangan seni tradisional. Benda-benda yang dipamerkan berupa hasil seni modern orang Asmat yang mengacu pada permintaan pasar tetapi masih berpijak pada pola rancangan tradisional.

Alamat         :  Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
Harga Tiket  :  Rp. 5.000


7. Museum Perangko


Museum Perangko

Museum ini menampilkan berbagai jenis perangko disesuaikan dengan jamannya mulai dari perangko pertama, jaman Nederland Indie, jaman pendudukan jepang, masa revolusi, dan masa sekarang ini. Juga diceritakan bagaimana proses pembuatan perangko itu sendiri. Terdapat pula perangko dari luar negeri.

Bangunan museum diapit oleh dua bangunan pendukung. Bangunan pada satu sisi berfungsi sebagai tempat penerimaan dan peristirahatan, bangunan pada sisi lain berfungsi sebagai kantor pos.

Pada pelataran dalam terdapat tugu berbentuk bola dunia dengan seekor burung merpati yang bertengger di atasnya dengan membaca sepucuk surat yang melambangkan visi dan misi PT Pos Indonesia.
Memasuki gedung Museum Perangko Indonesia, di tengah-tengah ruangan pameran terdapat bangunan berbentuk segi delapan. Di atas bangunan tersebut terdapat ROSET mengambil bentuk dasar matahari dengan cahayanya menyinari ke delapan arah.Sebuah patung Hanoman diletakkan di tengah-tengah bangunan pendopo. Dalam pewayangan, Hanoman sebagai Dhuta Dharma pembawa berita yang misinya sama dengan Pos Indonesia.

Museum ini terbagi atas enam ruan pamer.Ruang pertama menampilkan foto-foto perangko pertama di dunia yang dikenal dengan sebutan Penny Black(perangko bergambar wajah ratu Victoria tahun 1840), Kantor Pos pertama di Batavia, dan lain-lain. 

Ruang kedua menampilkan materi berupa patung seorang perancang perangko, sejumlah slide proses pembuatan perangko dan proses melukis hingga menjadi perangko. Silinder cetak yang digunakan untuk mencetak perangko seri lukis Raden Saleh dan penampang fiber glass mesin cetak perangko lima warna yang digunakan oleh Perum Peruri dilengkapi motor penggerak.

Ruang ketiga menampilkan sejumlah perangko yang terbit tahun 1864-1950 pada masa pemerintahan Belanda, Jepang, dan masa perang kemerdekaan, Slide perangko Belanda dan Jepang bertema kebudayaan dan pariwisata, slide perangko peringatan 10 tahun Kemerdekaan RI, dan foto perangko bergambar Bung Karno dan Bung Hatta sebagai latar belakang perangko perjuangan yang dicetak di luar negeri

Ruang keempat menampilkan perangko dan souvenir sheet ‘cari kenangan’ yang diterbitkan sejak tahun 1950 dengan lima masa penerbitan: 1950-1959, tahun 1959-1966, tahun 1966-1973, tahun 1973-1983 dan tahun 1983-1993.

Ruang kelima menampilkan perangko bertema sosial, pariwisata, taru dan satwa, lingkungan hidup, dan kemanusiaan. Ruang penyajian V menampilkan perangko yang disusun berdasarkan periode dan tema tertentu. Dalam ruang ini disajikan perangko bertema social, pariwisata, taru dan satwa, lingkungan hidup dan kemanusiaan.

Ruang keenam menampilkan perangko tematik, khususnya Kepramukaan dan olahraga, di dalam beberapa kotak pameran, termasuk slide Ibu Tien Soeharto(ibu negara presiden RI ke-2) dengan seragam Pramuka ketika menandatangani Sampul Hari Pertama Perangko Internasional ke-VI di Cibubur.

Alamat       :   Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur 13560
Telp           :   (021)70732144, (021)8409286, Fax  :  (021)8401310
Jam Buka  :   Selasa-Sabtu 08.00-16.00
                    Minggu-Hari Libur Nasional 08.00-17.00
                    Senin Tutup
Harga Tiket : Rp 5.000

8.  Museum Purnabhakti Pertiwi
Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur

9.  Museum Minyak & Gas Bumi
Museum Minyak & Gas Bumi

Museum ini terdiri dari gedung utama dan bangunan pendukung. Gedung utama berbentuk anjungan lepas pantai yang berada di atas danau buatan seluas 11.000 m2, anjungan Eksplorasi. Dua bangunan pendukung berbentuk bundar (gilig), menyerupai tangki penyimpanan minyak yang mengapit gedung utama, disebut anjungan pengolahan. Ruang pameran terdapat di gedung utama dan anjungan eksplorasi guna mengutarakan seluk-beluk mengenai minyak dan gas bumi. Pameran di gedung utama mengenai sejarah gedung perminyakan. Di dalam ruangan ini, terdapat teater minyak yang memutar film pendek dan multislide mengenai asal mula serta hasil pengolahan minyak dan gas bumi di Indonesia. Film-film yang ditayangkan memberikan gambaran yang mudah bagi pengunjung untuk memahami industri minyak dan gas bumi. Selain itu, terdapat ruang untuk pameran berbagai benda dan bahan mengenai minyak dan gas bumi yang ada di sekitar kita. Di sini, pengunjung akan diajak unutk memahami sejauh mana ketergantungan manusia terhadap minyak dan gas bumi, baik sebagai sumber energi primer seperti bahan bakar maupun produk lain. Pada bagian bawah terdapat ruang sejarah yang menampilkan sejarah perkembangan geologi bumi, bagaimana perkembangan masa beratus juta tahun yang lalu sampai kemungkinan dampak pemanfaatan minyak dan gas bumi. Di sudut lainnya, terdapat pohon minyak, menggambarkan berbagai produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi dalam bentuk sebatang pohon. Penempatan produk pada pohon diatur dari atas ke bawah sesuai dengan hasil  fraksi-fraksi minyak bumi yang didapat pada proses distilasi dan proses-proses selanjutnya.

Anjungan eksplorasi mengetengahkan eksplorasi minyak dan gas bumi, termasuk peragaan sejarah terjadinya cekungan minyak dan gas bumi. Selanjutnya, pengetahuan penerapan teknologi disajikan melalui pameran peralatan canggih yang mendukung proses pencarian dan pengolahan gas bumi.

Di luar gedung dipamerkan juga peralatan pengeboran minyak dan peragaan benda-bendaeksplorasi serupa menara bor tahun 1930-an, berbagai pompa angguk, sebuah truk logging tua, pompa bensin engkol, dan sebuah kilang minyak tua.

Alamat         :  Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
Harga Tiket  :  Rp. 5.000



10.  Museum Telekomunikasi


Museum TelekomunikasI

Museum Telekomunikasi didirikan untuk meyampaikan informasi mengenai perkembangan pertelekomunikasian di Indonesia pada masa sebelum-masa perang-awal kemerdekaan, Orde Baru, dan masa depan telekomunikasi dunia.  Di dalamnya terdapat berbagai koleksi alat komunikasi dari masa ke masa dari mulai alat telekomunikasi Pra Elektrik diantaranya alat komunikasi tiup, kentongan/gendering, bedug, gong, dan lonceng hingga alat telekomunikasi masa Elektrik antara lain telegraph morse, sentral telepon manual lokal baterai, dan diorama pemancar radio perjuangan YBJ-6.

Kedua jenis alat komunikasi yang digunakan pada masa kini juga dipamerkan. yang dibagi dalam 2 kategori analog dan digital.. Alat komunikasi analog meliputi pesawat teleprinter/teleks, sentral telepon otomat analog, maket jaringan telekomunikasi nasional dan maket SKGM, serta hambur tropos. Alat komunikasi digital meliputi planet konfigurasi STKB konvensional dan STKB cellular, sampel produk PT. INTI, panel STDI-K, panel stasiun bumi kecil, peluncuran satelit, maket GSO (Geo Statistik Orbit) panel konfigurasi SKI, panel Intelsat/Inmarsat, serta Pasopati (Paduan Solusi Pelayanan Teknologi Informasi) atau ISDN (Integrated System Digital Network).


Museum ini juga menampilkan diorama dan maket pemanfaatan multimedia, meliputi Solution for Enterprise Network, Elektronik Mega Mall (EMM), dan System Satelit Iridium.
Keberadaan patung Maha Patih Gajah Mada yang berdiri tegak sambil mengacungkan keris di depan museum berkubah biru ini mengingatkan pengunjung terhadapsatelit komunikasi pertama Indonesia yang diberi nama Palapa, sesuai jiwa Sumpah Palapa menyatukan nusantara.Selain itu teater dengan koleksi film dokumenter perkembangan teknologi telekomunikasi dan film animasi si Ponix; ruang elshop, ruang Info dan demo produk barang/jasa telekomunikasi, ruang rapat, warung telekomunikasi, dan warung internet turut melengkapinya.

Alamat         :  Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
Harga Tiket  :  Rp. 2.000


11. Museum Komodo dan Taman Reptil


Museum Komodo dan Taman Reptil

Museum yang bangunannya berbentuk komodo ini menampilkan menampilkan satwa langka dan reptil hidup yang sudah diawetkan.

Tema pameran adalah keanekaragaman satwa di Indonesia, dari Barat sampai Timur, dan dari pantai sampai pegunungan, ditata dalam dua lantai.Koleksi lantai I berupa berjenis-jenis binatang mamalia dan reptilia lengkap dengan kondisi lingkungan alamnya. Jenis-jenis yang hampir mengalami kepunahan ditampilkan, antara lain harimau, gajah dan beruang. Di dalam vitrin-vitrin disajikan berbagai macam kupu-kupu yang terdapat di seluruh Indonesia; berjenis keong, kerang, kepiting, dan udang; serta binatang beruas, meliputi kaki seribu, laba-laba, dan kala jengking.Koleksi lantai II berupa berjenis-jenis burung yang diopset dan ditata sesuai dengan habitatnya, meliputi yang hidup di laut, pantai, rawa, persawahan, lapangan, perkebunan, dasar rimba, hutan, dan pegunungan dengan daerah asal Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Berdampingan dengan Museum ini terdapat Taman Reptil yang menghadirkan koleksi reptil hidup mulai dari komodo, biawak, kadal, ular berkaki, ular sanca, king kobra, penyu, kura-kura leher ular, kura-kura buaya, kodok, buaya, iguana dan binatang reptil lainnya.

Alamat         :  Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
Harga Tiket  :  Rp. 10.000 


12.  Museum Serangga


Museum Serangga

Museum berbentuk belalang ini menjadi tempat untuk mengenalkan keanekaragaman khasanah serangga serta merangsang keinginan dan kepedulian masyarakat terhadap peran dan potensinya di alam.Koleksinya sebanyak 500 jenis, terdiri atas kupu-kupu (sekitar 250 jenis), kumbang (sekitar 150 jenis), dan kelompok serangga yang lain (sekitar 100 jenis).Diorama yang da yakni pesona kumbang nusantara, peranan serangga tanah dalam ekosistem dan pelestarian ekosistem, peta serangga Indonesia, serangga-serangga perombak, peta kupu-kupu Indonesia, kupu-kupu Bantimurung, dan serangga-serangga di pekarangan, serta kotak-kotak koleksi yang menampilkan kelompok serangga lain.

Selain koleksi serangga mati, juga mempunyai koleksi serangga hidup yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung, antara lain kumbang tanduk, kumbang air, lebah madu, belalang ranting, belalang daun, dan kumbang badak. Di dalam Taman Kupu terdapat sekitar 20 jenis tanaman berbunga yang sering dikunjungi kupu-kupu. Selain itu juga dipelihara beberapa jenis binatang, antara lain tupai Sumatera, tupai Bali, oppusum layang, kadal lidah biru, kancil, dan tarsius. Laboratorium digunakan sebagai sarana penangkaran dan terbuka bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin belajar bagaimana mengoleksi, membuat awetan serangga, identifikasi, serta memelihara serangga hidup dan mati.



13.  Museum Pusaka


Museum Pusaka
Museum berlantai dua ini menyimpan berbagai macam bentuk pusaka peninggalan dari berbagai daerah di Indonesia.

Lantai I :
  1. Ruang Pusaka Nusantara menyimpan berbagai macam bentuk pusaka dari seluruh wilayah Nusantara
  2. Ruang Budaya Pusaka dari jaman ke jaman menyimpan berbagai pusaka dari jaman ke jaman.
  3. Ruang Besalen berbagai macam alat untuk membuat pusaka dengan pijar apinya, dimana berbagai peralatan tersebut bisa dilihat.
  4. Ruang Konservasi digunakan untuk penelitian pusaka, labeling dan juga preservasi.
  5. Ruang Cinderamata menyediakan pusaka untuk dijual sebagai cinderamata
  6. Ruang Jamasan Pusaka. Terdiri dari dua tempat, yaitu yang dipakai untuk jamasan setiap hari dan satu lagi hanya dipakai pada saat-saat tertentu saja, misalkan untuk peragaan jamasan.
  7. Ruang Sarasehan berfungsi sebagai tempat sarasehan mengenai pusaka serta untuk menerima pengunjung/tamu rombongan.   
Lantai II :
    Koleksi Keris Museum Pusaka
  1. Ruang Introduksi menyajikan pengenalan terhadap pusaka dan bagian-bagian pusaka.
  2. Ruang Pusaka Terpilih menampilkan beberapa buah pusaka pilihan koleksi Museum Pusaka.
  3. Ruang Dapur Pusaka menyajikan berbagai macam dapur yang berjumlah ratusan
  4. Ruang Tangguh Pusaka menampilkan pusaka dari bermacam-macam tangguh atau jaman serta penjelasannya.
  5. Ruang Pamor menampikan bermacam keindahan pamor serta penjelasan dan arti dari pamor.
Alamat         :   Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
Harga Tiket  :  Rp. 7.000

14. Museum Keprajuritan 


Museum Keprajuritan
Misi pembangunan museum ini adalah untuk melestarikan bukti dan rekaman sejarah perjuangan bangsa pada masa-masa perjuangan sejak abad ke-7 sampai abad ke-19. Setiap segi bangunan dan benda yang ditampilkan memiliki makna perlambang.

Museum ini berbentuk benteng bersegi lima yang megah dan dikelilingi perairan. Perairan sekeliling benteng menggambarkan negara kepulauan dengan doktrin Wawasan Nusantara dimana  terdapat 2 kapal tradisional di dalamnya  yaitu kapal Banten dan kapal Pinisi dari Sulawesi Selatan,bersandar di danau, melambangkan kekuatan maritim dari Barat sampai ke Timur. Gerbang utama berbentuk model bangunan abad ke-16, mencerminkan sifat keterbukaan dan keramahtamahan rakyat Indonesia. Di setiap sudut bangunan terdapat menara pengintai atau bastion, menyiratkan kewaspadaan nasional.


Penyajian pameran dalam bentuk diorama, fragmen patung, dan relief, baik di luar maupun di dalam. Pameran bagian luar berupa paduan relief yang menyatu ke dinding gedung bagian luar, meliputi 19 adegan kisah panjang perjuangan bangsa dari abad XIII sampaiabad XIX. Ruang pamer bagian dalam menyajikan 14 diorama yang menceritakan tentang perlawanan terhadap penjajah untuk mempertahankan tanah air. Disana juga terdapat tiruan senjata, pakaian perang, panji-panji, serta boneka peraga yang mengenakan busana prajurit tradisional. Di samping itu juga dipamerkan 23 patung pahlawan dari perunggu berukuran 11/4 kali besar manusia yang ditempatkan mengelilingi panggung di dalam gedung, di antaranya Gajah Mada, Cut Nyak Dien, dan Pattimura. 

Beberapa relief yang cukup menarik adalah :
  1. Relief Raden Wijaya ketika mengusir tentara China pada tahun 1292, dimana Raden Wijaya adalah pendiri sekaligus cikal bakal dari Kerajaan Majapahit yang nantinya akan terkenal dan berhasil menyatukan nusantara melalui Maha Patih Gajah Mada. 
  2. Relief pertempuran di Benteng Sao Paolo tahun 1575 yang terjadi di Maluku, dimana menjadi salah satu peristiwa heroik Bangsa Indonesia dalam rangka mempertahankan dan merebut kemerdekaan dari Bangsa Kolonial.  
  3. Relief pertempuran di Kota Batavia pada tahun 1628. Dimana kala itu, Sultan Agung sebagai Raja Kerajaan Mataram menyerang Kasteel Batavia yang kala itu menjadi pusat pemerintahan dari Penjajah Belanda.

Alamat        :   Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
Harga Tiket :   Rp. 2.500

15. Museum Purna Bhakti Pertiwi
  
Museum ini tempat menyimpan benda-benda seni bermutu tinggi, yang diperoleh Bapak Soeharto(Presiden Republik Indonesia ke-2) dan Ibu Tien Soeharto dari berbagai kalangan, baik rekan maupun sahabat sebagai cenderamata. Koleksi tersebut memiliki hubungan dengan peran sejarah pengabdian Bapak Soeharto.Melalui museum ini bisa dilihat perjuangan dan pengabdian beliau sejak perang kemerdekaan hingga masa pembangunan.

Koleksinya diantaranya :
  • Cinderamata pemberian PM Kamboja Hun Sen dan PM Malaysia Mahathir Mohamad masing-masing berupa tempat sirih terbuat dari perak. Dari PM Belanda Lubbers berupa patung burung dara terbuat dari perak, Presiden Meksiko Carlos Salinas de Gortari berupa kerajinan perak berbentuk labu, dan Presiden Kazakstan Nursultan Nazarbayev berupa seperangkat piring perak. Masih banyak lagi.
  • Tanda-tanda kehormatan yang pernah diberikan kepada Presiden Soeharto seperti Bintang RI Adipura I yang diberikan pemerintah RI (1968), Bintang Mahaputra Adipurna (1968),dan Bintang Gerilya (1965).Tanda kehormatan dari beberapa negara sahabat, dari Uni Emirat Arab, Brunei Darussalam, Singapura, Jepang, dan lain-lain. Di Ruang Khusus ini pula tersimpan koleksi pedang kehormatan yang di antaranya dipersembahkan oleh Pemimpin PLO Yasser Arafat dan pedang kristal dari Presiden Kroasia Franjo Tudman.
Setiap pengunjung diantar pulang-pergi oleh empat kendaraan "jeepney" tanpa dipungut
biaya lagi.

Alamat        :   Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
Jam Buka    :  Senin - Sabtu : 9:00-16:00
                      Minggu 9:00 - 18:00

Harga Tiket :  Dewasa Rp. 5.000
                      Anak-anak Rp. 3.000

16. Museum Penerangan


Museum Penerangan
   Museum ini dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, mempelajari, menggelar, dan merawat objek
sejarah penerangan dan komunikasi sekaligus sebagai media
komunikasi massa ke-6 setelah tatap muka, radio, TV, film,
dan pers.Bentuknya bintang bersudut lima melambangkan
Pancasila dan lima unsur penerangan.  
Di halaman depan terdapat tugu yang menyangga lambang
penerangan "Api Nan Tak Kunjung Padam" dikelilingi 
oleh lima patung juru penerang serta air mancur, pertemuan 
air dari atas tugu dengan air yang memancar dari bawah, melambangkan hubungan timbal 
balik antara pemerintah, masyarakat, dan media massa. 

Bangunan terdiri atas tiga lantai berbentuk silinder, mencitrakan kentongan sebagai unsur
penerangan tradisional, menyangga menara antena sebagai unsur modern.

Di  luar gedung terdapat empat mobil Siaran Luar TVRI (Televisi Republik Indonesia), 
mobil Panggung Penerangan, mobil unit Sinerama PFN (Perusahaan Film Negara), mobil 
siaran luar RRI (Radio Republik Indonesia), serta mobil Siaran Luar TVRI pertama untuk 
meliput Asian Games IV di Jakarta tahun 1962 yang mencatat sebagai awal berdirinya 
TVRI, dan mesin cetak tiga zaman.


Di dalam gedung dipamerkan benda-benda yang mempunyai nilai sejarah informasi dan 
komunikasi dari film, radio, televisi, media tatap muka, termasuk wayang suluh, serta 
perkembangan media pers dan grafika berikut 17 patung setengah badan tokoh informasi 
dan komunikasi. Selain itu terdapat empat diorama kecil operasional penerangan di bidang 
pependes, pencerdasan kehidupan bangsa, penanggulangan bencana alam, dan 
kelompencapir. Koleksi lain berupa mesin ketik huruf Jawa yang digunakan sejak tahun 
1917 oleh Kraton Surakarta, kamera Perekam Rapat Kabinet Rl pertama, Radio Oemoem 
tahun 1940, dan sebagainya. Di sini juga terdapat perpustakaan dan teater mini berdaya 
tampung 60 pengunjung, dilengkapi tata suara modern, dan dapat digunakan untuk 
menyampaikan informasi secara audio visual serta pernutaran film dokumenter.

Alamat        :   Kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur

Harga Tiket :  Gratis

17.  Museum Istana Kepresidenan Puri Bhakti Renatama
Jl. Veteran No 16, Jakarta Pusat

18.  Museum Manggala Wanabhakti
Jl. Jend. Gatot Subrto, Jakarta Selatan

19.  Museum Adam Malik
Jl. Diponegoro No 29, Jakarta Pusat
  
20. Museum MH Thamrin


Museum MH Thamrin
Salah satu bangunan saksi bisu sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia adalah Museum MH Thamrin yang berlokasi di Jl. Kenari II No.15, Jakarta Pusat . Di gedung ini lahir gagasan politik perjuangan kemerdekaan Indonesia oleh pemuda pergerakan Indonesia. Para tokoh kebangsaan yang tergabung dalam Organisasi Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) menggunakannya untuk mengadakan rapat permufakatan dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Di gedung ini pula konsep lagu Indonesia Raya karya W.R. Supratman pertama kali diperdengarkan secara instrumental, tanpa alunan lirik.

Sejarah gedung ini dimulai ketika gedung ini dibeli oleh Mummad Husni Thamrin tanggal 12 Maret 1927 dari orang Belanda bernama Meneer Has yang menggunakannya sebagai rumah pemotongan hewan  dan penampungan buah-buahan dari Australia.Tahun 1928 gedung ini diserahkan ke Organisasi Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) dimana saat itu M.H. Thamrin sedang menjabat sebagai anggota Volksraad.

Selanjutnya, 8 Januari 1929, Perguruan Rakyat mulai membuka kursus-kursus malam hari berupa pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Tatanegara, Sejarah Indonesia, Etnologi, Kemasyarakatan, Tata Buku, mengetik, dan ceramah.
Beberapa nama besar pernah mengajar di gedung ini. Antara lain, Ki Hajar Dewantara mengajar tentang pendidikan, Dr. Sarjito mengajar tentang pemberantasan penyakit, Dr. Mr. Moh. Nazief tentang kesehatan dan jurnalistik, Dr. Purbacaraka tentang Bahasa Kawi Kawi, dan H. Agus Salim tentang Agama Islam. Salah satu mahasiswa dari Perguruan Rakyat adalah Ismail Marzuki. Di gedung ini, Ismail mengembangkan dirinya hingga menjadi seorang pemusik terkenal yang menciptakan sejumlah lagu-lagu perjuangan.

Pada 1935, gedung ini menjadi tuan rumah bagi Kongres Persatuan Arab di Indonesia. Empat tahun kemudian, pada 1939, gedung ini menjadi tempat dilaksanakannya Kongres Partai Rakyat Indonesia dan Kongres Gabungan Partai Indonesia. Baru pada 1972 gedung ini akhirnya dinobatkan sebagai bangunan sejarah yang dilindungi Undang-undang,dan pada 11 Januari 1986 diresmikan sebagai Gedung M.H. Thamrin oleh R. Soeprapto.

Kini gedung Thamrin telah berubah fungsi menjadi Museum Thamrin, menjadi saksi bisu sejarah, menyimpan segala informasi yang membuktikan bahwa ia juga berperan bagi tercapainya kemerdekaan Indonesia.

21.  Museum Onrust
Pulau Onrust, Kepulauan Seribu


22. Museum Taman Prasasti

Museum ini adalah lahan pemakaman yang tidak lagi dipakai untuk menguburkan jenazah sejak tahun 1975. Warga sekitar biasa menyebutnya Kebon Jahe Kober. Sejak tahun 1795 lahan ini digunakan untuk menguburkan jenazah. Kedatangan jenazah ditandai bunyi bertalu-talu dari lonceng perunggu di halaman belakang museum, hingga jenazah tiba di pintu gerbang pemakaman. Sedangkan dentang pertama menandakan adanya kematian.Diantara yang dimakamkan di pemakaman ini ada dua yang cukup dikenal yakni. J.L.A. Brandes, ahli filologi (ahli naskah kuno) penerjemah Kakawin Pararaton dan Nagarakretagama. Kedua, Olivia Mariamne istri pertama Stamford Raffles.

Alamat        :   Jl. Tanah Abang I no.1, Jakarta Pusat
                      Hari besar         :  Tutup
                      Anak-anak/Pelajar : Rp 600
Telpon        :  (021)3854060
Jam Buka   :   Selasa-Minggu  :  09.00-15.00
Harga tiket  :  Dewasa Rp 2.000
                     Mahasiswa Rp 1.000

Perkiraan Waktu Tempuh (mobil pribadi/taksi)
  · 700 meter di belakang Museum Nasional
  · 5 menit dari Monumen Nasional

Angkutan umum melalui Museum Prasasti : 
  • Busway Koridor 1 turun di halte Museum Nasional, berjalan kaki ke belakang Museum Nasional hingga mencapai Kali Krukut(pertigaan Jl. Abdul Muis), belok ke kanan hingga tiba di Jl. Tanah Abang I.

23. Museum Lubang Buaya
Museum Lubang Buaya itulah sebutan umum untuk kompleks tempat berdirinya Monumen Pancasila Sakti, sebuah tempat di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, yang menjadi tempat pembuangan para korban Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia(G30S/PKI) yang terjadi tanggal 30 September 1965.
Monumen Pancasila Sakti dibangun untuk mengenang Peristiwa pengkhianatan Gerakan 30 September/PKI (G30S/PKI), upaya untuk menggantikan ideologi negara(Pancasila) dari ancaman ideologi komunis. Pada peristiwa ini gugur tujuh Pahlawan Revolusi setelah diculik dan dibunuh dengan kejam oleh orang PKI. Ketujuh Pahlawan Revolusi tersebut ialah Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Siswandono Parman, Jenderal Suprapto, Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, Jenderal MT Haryono, Jenderal Donald Ifak Panjaitan, dan Kapten Pierre Andreas Tendean. Ketujuhya diabadikan dalam bentuk patung yang berdiri pada sebuah alas yang berbentuk lengkung dengan relief yang menggambarkan peristiwa mulai prolog, kejadian, serta epilog dan penumpasan G30S/PKI.
Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya

Di areal kompleks Museum Lubang Buaya ini terdapat :
  • Museum Pengkhianatan PKI yang menceritakan sejarah pemberontakan PKI  di berbagai daerah yang dilengkapi dengan foto-foto dan diorama.
  • Sumur Maut dengan kedalaman 12 meter dan diameter 75 cm, tempat membuang tujuh pahlawan revolusi
  • Rumah Penyiksaan para pahlawan revolusi  sebelum akhirnya dibunuh.
  • Pos Komando tempat perencanaan penculikan para pahlawan revolusi dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung.
  • Dapur Umum tempat penyediaan konsumsi bagi para anggota PKI
  • Museum Paseban menampilkan berbagai diorama tentang rapat persiapan pemberontakan, latihan sukarelawan PKI, peristiwa penculikan Letnan Jenderal Ahmad Yani, penganiayaan di Lubang Buaya, pengangkatan jenazah pahlawan revolusi dan lain-lain.
  • Ruang Teater tempat memutar rekaman proses pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi dan prosesi pemakaman jenazah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Sumur Maut
Jam Buka    :  09:00 - 16:00
Harga Tiket :   Rp. 5.000

Angkutan umum melewati Museum Lubang Buaya :
  • Angkot K40 trayek Jati Asih - Kampung Rambutan turun di Museum Lubang Buaya (Angkot ini melalui terminal Pinang Ranti, Koridor 9 Busway Transjakarta)
24. Museum Wayang



Museum Wayang
Museum Wayang adalah museum yang digunakan untuk menyimpan berbagai bentuk dan jenis wayang. Museum ini diresmikan pada tanggal 13 Agustus 1975. Museum wayang pada mulanya adalah bekas Gereja Belanda yang dibangun tahun 1640, kemudian runtuh akibat gempa bumi tahun 1808. Museum wayang dibangun di atas reruntuhannya dengan tetap mempertahankan beberapa bagian bangunan gereja yang tersisa.

Wayang-wayang koleksinya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Turut meramaikan koleksi wayang yang ada disini, berbagai wayang yang didatangkan dari luar negeri seperti kamboja, Tiongkok, Suriname, Thailand, Vietnam, Kolombia, dan India. Hingga saat ini museum wayang telah mengkoleksi lebih dari 4000 buah wayang berbagai bentuk dan jenis, seperti wayang golek, wayang kulit, wayang rumput, wayang kardus, wayang janur, dan wayang beber, tak ketinggalan pula bermacam-macam boneka dan topeng.
Untuk meramaikan upaya pelestarian seni pewayangan Indonesia sebagai warisan budaya dunia, di museum ini secara berkala disenggelarakan pagelaran wayang pada minggu ke-2 dan ke-3 setiap bulannya.
Di museum wayang ini pula terdapat makam Jan Pieterszoon Coen pendiri Batavia yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-4 dan ke-6 pada masanya
Alamat : Jl. Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Barat (Kawasan Kota Tua)
Telp : (021)6929560, Fax (021)6927289


25.    Museum Seni Rupa dan Keramik


Museum Seni Rupa dan Keramik
Gedung ini dibangun tahun 1870 hasil rancangan arsitek berkebangsaan Belanda Jhr.W.H.F.H. Van Raders. Pertama kali digunakan sebagai Rad van Yustitie atau Kantor Pengadilan tahun 1881 saat pemerintahan Gubernur Jenderal Picter Mijer. Di dalamnya terdapat sekitar 500 karaya seni rupa serta keramik dari jaman kerajaan Majapahit (abad ke-14), Cina (dinasti Ming dan Ching, serta koleksi lain dari berbagai negara dan daerah di Indonesia.

Alamat : Jl. Pos Kota No. 2, Jakarta Barat (Kawasan Kota Tua)
Telp : (021)6926091, Fax (021)6926091

Tidak ada komentar:

Posting Komentar