Rabu, 27 Juni 2012

Museum Di Jakarta

MUSEUM DI JAKARTA 

 
1.  Museum Nasional (Museum Gajah)
Museum Nasional

Dirintis sejak 1778 sebagai museum tertua dan terbesar di Indonesia, telah dua abad Museum Nasional (Museum Gajah) setia melestarikan budaya Indonesia dengan lebih dari 141.000 koleksi dari seluruh nusantara dan negara-negara tetangga. Beragam koleksi menarik dari jaman prasejarah sampai dengan koleksi khasanah budaya beserta sejarahnya bisa kita temukan. Seperti karya seni dan persembahan pande emas dari kerajaan Kutai untuk keluarga raja, berupa kalung emas berhias batu berlian bermotif dua ekor naga yang saling membelit yang mengandung makna kesuburan. Koleksi lainnya adalah keramik, numismatic dan heraldic, arkeologi, geografi, dan etnografi

Alamat         :  Jl. Medan Merdeka Barat No 12, Jakarta Pusat 10110
Telpon          :  (021)3868172, Fax (021)3447778
Jam Buka     :  Selasa – Kamis   :  08:30 – 14:30
                       Jumat                  :  08:30 – 11:30
                       Sabtu                  :  08:30 – 13:30    
                       Minggu                :  08:30 – 14:30
                       Senin & Hari Libur Nasional : Tutup
Harga Tiket  :   Dewasa      Rp. 750
                       Anak-anak  Rp. 250
Perkiraan Waktu Tempuh (mobil pribadi/taksi)
  · 10 menit dari stasiun Gambir
  · 5 menit dari Monumen Nasional

Angkutan umum melalui Museum Nasional : 
  • Busway koridor 1 trayek Kota - Blok M


Selasa, 26 Juni 2012

Kota Tua

KOTA TUA

Kota tua adalah kawasan seluas 846 hektar di wilayah kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Barat yang dibatasi oeh Luar Batang dan Pelabuhan Sunda Kelapa di Utara serta bangunan Candranaya di Jl. Gajah mada sebagai batas Selatan. Sungai membatasi bagian Timur dan Barat. Di kawasan ini terdapat tidak kurang 250  bangunan tua berdesain khas Eropa nan artistik sangat menarik untuk dijelajahi sambil menikmati atmosfir tata kota yang berbeda dibandingkan kawasan lain di Jakarta.
Tempat-tempat yang bisa dikunjungi diantaranya :

1.    Taman Fatahillah

Taman Fatahillah dahulu disebut Taman Balaikota atau Staduhuisplein yang terletak tepat di   pusat kota Batavia. Berdasarkan lukisan yang dibuat oleh pegawai VOC berkebangsaan Denmark “Jahannes Rach”, di tengah lapangan tersebut dahulu terdapat air yang mancur yang airnya berasal dari Pancoran Glodok  dan dimanfaatkan sebagai satu-satunya sumber air bagi masyarakat setempat pada abad ke-18.

Selasa, 12 Juni 2012

Sejarah Jakarta

 SEJARAH JAKARTA

Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai. Pengetahuan awal mengenai Jakarta terkumpul sedikit melalui berbagai prasasti yang ditemukan di kawasan bandar tersebut. Keterangan mengenai kota Jakarta sampai dengan awal kedatangan para penjelajah Eropa dapat dikatakan sangat sedikit.

Sejarah1

Laporan para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota bernama Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang. Bangsa Portugis merupakan rombongan besar orang-orang Eropa pertama yang datang ke bandar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa. Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta.

Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia. Keadaan alam Batavia yang berawa-rawa mirip dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka pun membangun kanal-kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir. Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang terletak sekitar 500 meter dari bandar. Mereka membangun balai kota yang anggun, yang merupakan kedudukan pusat pemerintahan kota Batavia. Lama-kelamaan kota Batavia berkembang ke arah Selatan. Pertumbuhan yang pesat mengakibatkan keadaan lingkungan cepat rusak, sehingga memaksa penguasa Belanda memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi letaknya. Wilayah ini dinamakan Weltevreden. Semangat nasionalisme Indonesia di canangkan oleh para mahasiswa di Batavia pada awal abad ke-20.

Sebuah keputusan bersejarah yang dicetuskan pada tahun 1928 yaitu itu Sumpah Pemuda berisi tiga buah butir pernyataan, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan menjunjung bahasa persatuan : Indonesia. Selama masa pendudukan Jepang (1942-1945), nama Batavia diubah lagi menjadi Jakarta. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta dan Sang Saka Merah Putih untuk pertama kalinya dikibarkan. Kedaulatan Indonesia secara resmi diakui pada tahun 1949. Pada saat itu juga Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada tahun 1966, Jakarta memperoleh nama resmi Ibukota Republik Indonesia. Hal ini mendorong laju pembangunan gedung-gedung perkantoran pemerintah dan kedutaan negara sahabat. Perkembangan yang cepat memerlukan sebuah rencana induk untuk mengatur pertumbuhan kota Jakarta. Sejak tahun 1966, Jakarta berkembang dengan mantap menjadi sebuah metropolitan modern. Kekayaan budaya berikut pertumbuhannya yang dinamis merupakan sumbangan penting bagi Jakarta menjadi salah satu metropolitan terkemuka pada abad ke-21.

     * Abad ke-14 bernama Sunda Kelapa sebagai pelabuhan Kerajaan Pajajaran.
     * 22 Juni 1527 oleh Fatahilah, diganti nama menjadi Jayakarta (tanggal tersebut ditetapkan
        sebagai hari jadi kota Jakarta keputusan DPR kota sementara No. 6/D/K/1956).
     * 4 Maret 1621 oleh Belanda untuk pertama kali bentuk pemerintah kota bernama Stad
        Batavia.
     * 1 April 1905 berubah nama menjadi 'Gemeente Batavia'.
     * 8 Januari 1935 berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia.
     * 8 Agustus 1942 oleh Jepang diubah namanya menjadi Jakarta Toko Betsu Shi.
     * September 1945 pemerintah kota Jakarta diberi nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta.
     * 20 Februari 1950 dalam masa Pemerintahan. Pre Federal berubah nama menjadi Stad
        Gemeente Batavia.
     * 24 Maret 1950 diganti menjadi Kota Praj'a Jakarta.
     * 18 Januari 1958 kedudukan Jakarta sebagai Daerah swatantra dinamakan Kota Praja
        Djakarta Raya.
     * Tahun 1961 dengan PP No. 2 tahun 1961 jo UU No. 2 PNPS 1961 dibentuk Pemerintah
        Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya.
     * 31 Agustus 1964 dengan UU No. 10 tahun 1964 dinyatakan Daerah Khusus Ibukota
        Jakarta Raya tetap sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.
     * Tahun1999, melalaui uu no 34 tahun 1999 tentang pemerintah provinsi daerah khusus
        ibukota negara republik Indonesia Jakarta, sebutan pemerintah daerah berubah menjadi
        pemerintah provinsi DKI Jakarta, dengan otonominya tetap berada ditingkat provinsi dan
        bukan pada wilyah kota, selain itu wilyah DKI Jakarta dibagi menjadi 6 (5 wilayah
        kotamadya dan satu kabupaten administrative Kepulauan Seribu)