KENDARAAN TUA YANG BERTAHAN DI JAKARTA
Selama 485 tahun kota Jakarta
telah banyak menyimpan cerita. Moda trasnportasinya pun selalu berkembang dan
berganti. Namun masih ada moda transportasi tua yang masih bertahan hingga
kini. Selama puluhan tahun mereka jadi bagian sejarah dari trasnportasi kota
Jakarta.
1. Bemo

2. Ojeg
Sepeda

3. Getek
Angkutan
tradisional yang satu ini berbentuk perahu dengan atap berukuran 2x4 meter.
Masyarakat menamainya getek. Meski disebut perahu, getek tidak bergerak bebas,
lazimnya perahu lainnya. Getek hanya bergerak dari satu sisi kali ke sisi lain
di seberangnya. Getek digerakan oleh 1-2 orang dengan menarik tali yang
membentang di tengahnya. Transportasi ini sudah ada sejak tahun 1970-an. Fungsinya
membantu warga yang hendak menyeberang kali, karena pada jaman itu belum banyak
jembatan. Kalaupun ada, jaraknya cukup jauh dan memakan waktu. Getek mudah
dijumpai di kawasan Sawah Besar, Mangga Dua, dan daerah berkali lainnya.
Ongkosnya relatif murah, sekali menyeberang hanya memberi seikhlasnya saja.
4. Bentor
Bentor merupakan
kependekan dari Becak Bermotor. Becak ini berkapasitas 2 orang penumpang,
pengemudi berada di depan, sedang kabin penumpang berada di belakang pengemudi.
Bentor mulai beroperasi di Jakarta sekitar tahun 80-an. Sama seperti bemo,
keberadaan bentor kala itu untuk menggantikan becak. Dalam jumlah yang tidak
terlalu banyak, bentor beroperasi di wilayah Kemayoran, Bintaro, dan Senen.
Dilihat dari drastisnya penurunan jumlah bentor , diperkirakan akan punah dalam
waktu yang tidak terlalu lama.
5.
Delman
Salah satu
transportasi tradisional yang mash bertahan digerus perkembangan jaman adalah
delman. Hampir di seluruh daerah di Indonesia, termasuk Jakarta memiliki
kendaraan berkuda ini. Keberadaan delman di Jakarta pun cukup lama, hampir satu
abad. Namun, kini delman hanya bertahan di pinggiran kota Jakarta seperti
Ulujami, Kebayoran Lama, Kebon Jeruk, dan beberapa daerah pinggiran lainnya. Di
daerah sub urban tersebut delman beradu nasib dengan ojeg, bentor, serta
kendaraan lainnya. Dengan persaingan yang begitu ketat, sang kusir delman harus
rela menerima ongkos penumpang yang relatif kecil, sekitar Rp2.000/penumpang.
Maka tidak jarang para kusir delman membanting setir, lebih memilih untuk menyewakan
delmannya di tempat-tempat wisata dari pada sebagai transportasi umum.
6. Bajaj
